“Kalau gue nikah muda gimana?” Celetuk Friska pada ketiga sahabatnya. Friska memang sedang dimabuk kepayang oleh pesona seorang duda bernama Abi. Eits, ditambah lagi Abi sudah punya anak laki-laki balita bernama El.

Sontak teman-temannya menatap tajam ke arah Friska karena saking terkejutnya. Pertama, Friska masih berusia 22 tahun. Kedua, Friska baru saja  bertemu Abi dalam hitungan hari. Ketiga, Abi itu statusnya duda beranak satu. Keempat, apa orang tua Friska akan merestui hubungan mereka?

“Nikah nggak sesederhana yang lo bayangin, Fris. Lo  nggak bisa cuman melihat dari sisi senang-senangnya aja. Hati lo udah siap belum? Jangan cuman karena lagi musim nikah, lo malah pengin ikut-ikutan…”

Petuah ketiga sahabatnya langsung menghujani telinga Friska. Friska memang jenaka dan cerdas, tapi kalau urusan percintaan… kecerdasannya berkurang.

Akhirnya, Friska punya tekad baru. Membuktikan kalau ia memang mampu mendapatkan hati Abi dan layak menjadi ibu untuk El. Hanya bermodalkan tekad yang kuat, langkah apa yang akan diambil Friska demi mewujudkan kisah cintanya yang unik? Akankah Friska mendapatkan semua yang ia inginkan, termasuk restu dari orang tuanya?