Blurb
“Gerakan Julid Fi Sabilillah tak jarang membuat zionis kelimpungan.”—Republika
“Ada ratusan tentara IDF yang sekarang stres karena melawan julidan netizen Indonesia.” —Arie Untung
Kita tidak bisa tinggal diam!
Penjajahan Israel atas Palestina sudah terlampau kejam dan suara perjuangan tidak boleh tenggelam. Sudah saatnya kita mengembalikan semua peluru tajam menggunakan ponsel yang kita genggam.
Buku ini hadir bukan hanya sebagai ajakan untuk merapatkan barisan perjuangan, melainkan juga sebagai sumber informasi tentang apa yang terjadi di tanah Palestina: sejarah, kisah perlawanan, fakta akar mula terjadinya penjajahan, dan bagaimana kita bisa turut serta menyuarakan perjuangan meski hanya dari kejauhan.
Berbagai kesesatan propaganda Israel atas Palestina yang terus harus segera diluruskan.
Kitalah yang harus turut ambil bagian. Kitalah yang harus bergerak menyuarakan keadilan.
Birruh, biddam, nafdika ya Falisthin!
Sinopsis
Tidak pernah aku duga sebelumnya, ajakan “silaturahim” ke akun media sosial tentara IDF menjadi sebuah gerakan masif yang diikuti segenap netizen Indonesia. Gerakan untuk sekadar melampiaskan protes secara digital ini kemudian secara organik dinamai oleh netizen sendiri dengan unik, #JulidFiSabilillah.
Nama ini benar-benar muncul secara natural dan menjadi sebuah pengembangan dari kata Jihad Fi Sabilillah yang berarti berjuang di jalan Allah. Kisah ini bermula pada pertengahan November 2023, waktu itu Israel sedang kembali gencar-gencarnya melancarkan serangan di Gaza.
Buku ini hadir untuk merangkum perjalanan gerakan Julid Fi Sabilillah sekaligus memberikan rambu-rambu dan panduan bagi siapa saja yang ingin terlibat dalam gerakan internasional ini. Tidak hanya itu, buku ini juga meringkas sejarah panjang penjajahan Zionis di tanah Palestina agar kita semakin tergugah untuk memperjuangkan kemerdekaan mereka.
Daftar Isi
Peta Buku—x
Pengantar Ahli: Satu Jalan Jenius Perjuangan
Kemerdekaan Palestina—xi
Pengantar Penulis Tentang Palestina: Ini Bukan
yang Pertama dan yang Terakhir xiii
Awal Mula Julid Fi Sabilillah—1
• Menyuarakan Kemerdekaan Palestina Adalah Panggilan Moral—2
• Perjalanan Julid Fi Sabilillah—13
• Ajakan Ini Bermula pada 16 November 2023—18
• Balasan Tentara Israel—20
• Gelombang Gerakan dari Turki dan Malaysia—27
Sejarah Terjadinya Okupasi Israel di Tanah Palestina— 31
• Asal Mula Zionisme: Akar Konflik Tiada Henti di Bumi Palestina—32
• Kibbutz: Akar Rumput Kemandirian Zionisme—47
• Bahasa Ibrani: Kunci Persatuan Orang Yahudi di Palestina—49
• Setelah Lengsernya Sultan Abdülhamid II, Perang Dunia I, dan Penjajahan Inggris
atas Palestina—52
• Meletusnya Perang Dunia II—54
• Sepak Terjang Teroris Zionis di Palestina—58
• Usaha Inggris dalam Menumpas Teroris Zionis Palestina—63
• Deklarasi Kemerdekaan Israel: Kemerdekaan Penuh Intrik—65
• Nakbah dan Plan Dalet: Pengusiran Besar-besaran Warga Palestina—69
• Krisis Suez, Perang Enam Hari, dan Perang Yom Kippur—75
• Mengapa Negara-Negara Barat, Terutama Amerika Begitu Getol dalam Membela
Israel?—79
• Berdirinya PLO: Simbol Perlawanan Rakyat Palestina—84
• Intifada Kedua & Kebangkitan Hamas—88
Apa yang Terjadi di Palestina— 97
• Palestina: Tanah yang Terkoyak Selama 7 Dekade—98
• Selayang Pandang Palestina—99
• Israel: Negara yang Terlihat Kuat, tetapi Sebenarnya Rapuh—111
• Apa Itu Zionisme Sebenarnya?—116
• Mengapa Kita Membela Palestina?—120
• Kejahatan Sistematis Israel terhadap Warga Palestina—125
• Benyamin Netanyahu: Sang Firaun Masa Kini—129
• Ciri Khas Propaganda Israel—133
Aksi Nyata Warga Indonesia— 161
• Kita Tidak Bisa Tinggal Diam! 162
Panduan Gerakan Julid Fi Sabilillah— 191
• Gerakan Nasional #JulidFiSabilillah—192
Tentang Penulis—198
Catatan Akhir—199
Erlangga Greschinov merupakan inisiator gerakan #JulidFiSabilillah yang aktif menyuarakan isu-isu Palestina di kanal-kanal media sosial serta aktif mendorong segenap elemen masyarakat Indonesia dan internasional untuk terus menyuarakan kejahatan Israel di Palestina. Ia juga merupakan seorang multilingual berbahasa Inggris, Prancis, Italia, Rusia, Belanda, dan Esperanto.
Kutipan dalam Buku
● Palestina menjadi kuali peleburan (melting pot) tempat bertemunya peradaban dunia sejak zaman klasik hingga sekarang.
● Bagi rakyat Palestina, menentang penjajahan Israel dengan demonstrasi atau aksi protes di media sosial dapat berujung pada penangkapan tanpa proses pengadilan.
● Kini, kita hidup di zaman yang sama sekali baru. Internet telah menjadi tempat yang membuat kita mampu menyuarakan protes dari jarak ribuan kilometer jauhnya.
● #JulidFiSabilillah adalah sebuah gerakan akar rumput di mana masyarakat Indonesia melakukan serangkaian perjuangan daring di media sosial dalam membela Palestina dan melawan narasi Zionis.
● Israel telah menggelontorkan uang miliaran dolar dalam mendukung usaha-usaha propagandanya melalui media massa dan influencer. Namun, biaya ini akan semakin membengkak seiring membesarnya gelombang perlawanan terhadap Zionis dan narasi dukungan Palestina di media sosial.
● Julid warga Indonesia di media sosial yang mungkin selama ini dianggap kontraproduktif dan memberikan efek negatif, menjadi sangat berguna dalam melawan Zionis di media sosial. “
● “Zionisme adalah pengkhianatan terhadap bangsa Arab dan aib internal bangsa Yahudi: mereka mengkhianati saudara-saudaranya, bangsa Arab yang telah menerima mereka selama ribuan tahun, tetapi kemudian mengambil tanah mereka dan mengusir mereka dari rumah-rumah dan kampung halamannya.”
● Zionisme adalah sebuah ideologi yang mencita-citakan berdirinya sebuah negara berasaskan Yahudi di Palestina.
● Zionisme digagas pada akhir abad ke-19 oleh Theodor Herzl (1860-1904), seorang jurnalis Yahudi berkebangsaan Austro-Hungaria.
● Bahkan sewaktu orang-orang Muslim dan Yahudi diusir dari tanah Spanyol pada tahun 1492, Sultan Bayezid II dari Kesultanan Usmani membuka pintu selebar-lebarnya untuk para pengungsi.
● Salah satu alasan berjayanya Zionisme di bawah tekanan besar adalah: Kerja sama dalam Kibbutz dan berhasilnya mereka bersatu dengan bahasa yang sama.
● Tanah Palestina yang dulunya aman di mana orang Islam, Yahudi, dan Kristen hidup berdampingan, kini menjadi wilayah konflik yang paling berdarah-darah dan selalu diliputi ketidakstabilan. Mengapa? Sebab penjajahan Zionis yang sudah merebut hak orang Palestina.
● Perkembangan media sosial telah membuat narasi yang berkembang tidak lagi mudah dikendalikan oleh propaganda Zionis seperti pada media massa konvensional pada dekade-dekade sebelumnya.
Apa Kata Mereka dalam Buku Ini?
“Beberapa tentara (Israel) menutup kolom komentar, sebagian lainnya bahkan kehilangan akun mereka (karena gerakan ini).”—Channel News Asia
“Menteri Kehakiman mengatakan menerima lebih dari 40.000 pesan, yang lain mengatakan telepon dan kotak surat dinonaktifkan oleh rentetan pesan kebencian dan ancaman. Sementara itu, Direktorat Siber Nasional gagal menawarkan solusi (untuk mengatasi gerakan ini).”—YNetNews, Media Israel
“Gerakan Julid Fi Sabilillah tak jarang membuat zionis kelimpungan.”—Republika
“Belakangan tak hanya netizen, selebritas tanah air turut jihad di dunia maya melawan Israel.”—DetikHot
“Gerakan aktivis online Indonesia yang tergabung dalam pasukan Julid Fi Sabilillah menjadi kekuatan yang terus bertambah besar.”—Tribun News
“Ternyata gerakan yang diawali dari rasa kepedulian warganet Indonesia terhadap kejadian penjajahan dan genosida di Palestina telah banyak diketahui dunia.” —Jawa Pos
“Benar saja, aksi hujatan dan serangan brutal melalui jalur media sosial dari gerakan Julid Fi Sabilillah itu berhasil membuat lawan kena mental. Akibatnya, banyak dari tentara IDF dan netizen Zionis Israel yang menutup akun media sosial mereka. Tak sedikit pula yang mengaku ingin pergi ke psikiater dan melapor ke polisi Israel.” —Suara.com
“Selain berhasil membuat sejumlah akun tentara Israel ditutup, private account, atau membatasi komentar, julid netizen Indonesia juga membuat sejumlah tentara Israel meminta maaf.”—beritasatu.com
“Belakangan gerakan #JulidFiSabilillah menjadi momok bagi warganet bahkan pemerintah Israel. Apalagi gerakan ini tidak hanya menyasar akun warganet tapi juga akun dan kontak pribadi tokoh politik, dan kabinet pemerintahan Israel.” —CNN Indonesia
Ulasan
Belum ada ulasan.