TEKANAN AKIBAT KULIAH DARING, MAHASISWA ALAMI GANGGUAN KECEMASAN

Sejak diberlakukannya PSBB untuk mengendalikan penyebaran Covid- membuat segala aktivitas harus dilakukan di rumah. Mahasiswa pun harus menjalani perkuliahan ini dari rumah dan secara virtual. Namun, berada di rumah tidak serta-merta membuat mahasiswa memiliki waktu lebih luang justru semakin sempit. Sebab ada berbagai tekanan dari banyak sisi yang membuatnya rentan stres. Sementara stres merupakan satu faktor yang mempependek umur.

Adapun stres yang dihadapi mahasiswa, yaitu:

  1. Harus mengerjakan tugas kuliah sepanjang waktu dan waspada terhadap kemungkinan dosen memberikan tugas tambahan.

Tugas tambahan yang diberikan justru membuat mahasiswa bingung untuk mengerjakan yang mana lebih dulu lantaran deadline pengumpulan tugas yang sempit. Hal ini bisa meningkatkan kecemasan yang terjadi.

  1. Selalu online dan menunggu pemberitahuan dari ponsel selama 24 jam (mengalahi waktu menunggu chat dari pacar).

  2. Otak menganggap setiap pemberitahuan yang masuk sebagai ancaman akan adanya tugas (terutama tugas tambahan).

  3. Kuota internet yang cepat habis karena perkuliahan daring.

  4. Menerima berita negatif tentang Covid-19.

Tingkat stress yang dialami oleh mahasiswa pada masa pandemi ini sudah tahap berbahaya. Tidak heran jika 40% mahasiswa Indonesia mengalami gangguan kecemasan akibat kuliah yang selalu diadakan secara virtual. Hal ini diungkapkan oleh Prof. Dr. Jeremy Huckins dari Departemen Psikologi dan Neurosains, Darmouth College Hanover, Amerika Serikat. Pola hidup mahasiswa dan berbagai informasi yang masuk membuat kecemasan mahasiswa meningkat. Pendapat ini diungkapkan dalam International Student Conference 2020 yang digelar Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University.

ATASI STRESS SEKARANG JUGA!

Hector Garcia menyebutkan beragam cara untuk mengatasi stres dan dapat memperpanjang umur kita. Di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Jangan duduk terlalu lama.

Kuliah pasti mengharuskan duduk, tapi kamu bisa kurangi dengan berdiri selama 5 menit setiap setengah jam (masih sambil mendengarkan dosen).

Terlalu banyak duduk dapat mengurangi kebugaran otot dan pernapasan. Bisa meningkatkan nafsu makan dan membatasi keinginan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan.

  1. Ganti junk food dengan buah.

Dengan demikian ada lebih banyak nutrisi yang masuk ke tubuhmu.

  1. Hayati kegiatan yang kamu lakukan.

Mungkin tanpa kamu sadari kamu makan siang sambil membaca buku referensi untuk tugasmu. Karena kamu berpikir dengan multitasking kamu bisa mengerjakan tugasmu lebih cepat. Namun, kamu lupa kamu juga perlu istirahat sejenak. Jadi, letakkan bukumu lebih dulu, rasakan makananmu dengan baik, dan pikiranmu bisa lebih relaks.

  1. Jangan atasi stres dengan meminum alkohol, rokok, dan obat-obatan.

Tiga hal ini membuat kita lebih sulit tidur nyenyak sehingga mengurangi melatonin yang kita butuhkan.

  1. Berpikir positif dan kelola emosi dengan baik.

Jika kamu berhasil melakukan dua hal ini, kamu dapat memperpanjang umurmu.

  1. Tetap tenang.

Ada banyak informasi pasien Covid-19 jangan dianggap angin lalu, tapi juga jangan dipikirkan secara berlebihan. Begitu pula dengan banyaknya tugas yang diberikan. Sebab sikap tenang dapat menurunkan tingkat kecemasan dan stres, serta menstabilkan perilaku. Jika tetap tenang, pikiran bisa fokus untuk mengerjakan tugas satu per satu dari dosen.

Itulah 6 hal yang bisa kamu terapkan untuk mengatasi stres kamu. Ingat, stres dapat memperpendek umur dan mempercepat penuaan. Nggak mau kan ketika kamu sudah jadi fresh graduate nanti, kamu malah tampak seperti senior di dunia kerja?

Sumber:

Kompas 21 September 2020.

Hector Garcia dan Francesc Miralles. 2018. Ikigai: Rahasia Hidup Bahagia dan Panjang Umur Orang Jepang. Jakarta: Renebook.

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4980442/7-penyebab-gangguan-kecemasan-mahasiswa-di-tengah-pandemi-corona

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *